MAKALAHDAN ASKEB CEPHALHEMATOMA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung
pada orang dewasa.Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai
permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan
belajar sosial.Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga
rentan terhadap kematian. Kematian bayi dibagi menjadi dua, kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup),
dan post-neonatal (setelah 27 hari).
Mengingat masih tinggingnya angka kematian
bayi baru lahir di Indonesia,maka di butuhkan tenaga kesehatan atau bidan yang
terampil dan profesional mengikuti aturan atau protap kebidanan sesuai aturan
Perundang-undangan yang
berlaku.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Cephalhematoma ?
2. Apa penyebab dari Cephalhematoma ?
3. Bagaimana memberikan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir dengan Cephalhematoma ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
Cephalhematoma.
2. Tujuan
Khusus
a.Mengetahui pengertian cephalhematoma
b.Mengetahui faktor predisposisi cephalhematoma
c.Mengetahui tanda dan gejala cephalhematoma
d.Mengetahui pengkajian cephalhematoma
e.Mengetahui komplikasi cephalhematoma
f.Mengetahui Penatalaksanaan cephalhematoma
a.Mengetahui pengertian cephalhematoma
b.Mengetahui faktor predisposisi cephalhematoma
c.Mengetahui tanda dan gejala cephalhematoma
d.Mengetahui pengkajian cephalhematoma
e.Mengetahui komplikasi cephalhematoma
f.Mengetahui Penatalaksanaan cephalhematoma
D. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan gambaran tentang
Cephalhematoma yang terjadi pada bayi dan balita
2.
Sebagai bahan masukan untuk
memperluas dan memperdalam pemahaman tentang Cephalhematoma
BAB
II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN CEPHAL HEMATOMA
a.
Perdarahan sub periosteal akibat
ruptur pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum
b.
Perdarahan superfisial akibat
kerusakan jaringan periosteum karena tekanan jalan lahir dan tidak melampaui
batas garis tengah
c.
Pembengkakan pada kepala karena
adanya penumpukan darah yang disebabkan perdarahan sub periosteum Faktor
Predisposisi
d.
Tekanan jalan lahir yang terlalu
lama pada kepala saat persalinan
e.
Moulage terlalu keras
f.
Partus dengan tindakan seperti
forcep, vacum ekstraksi
Cephal
hematoma adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan jaringan poriestum
karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas
sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada
nya faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Tulang tengkorak
yang sering terkena adalah tulang temporal atau parietal ditemukan pada 0,5-2 %
dari kelahiran hidup. (Menurut P.Sarwono.2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal ; Bagus Ida Gede Manuaba. 1998; Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu
Kebidanan)
Cephal
hematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya
penumpukan darah akibat pendarahan pada subperiostinum.( Vivian nanny lia dewi,
2010 ). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3 bulan).Pada gangguan yang luas
dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia.Perlu pemantauan hemoglobin,
hematokrik, dan bilirubin.Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan.
(Sarwono Prawirohardjo,2007).
B. ETIOLOGI
1. Persalinan
lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebab kan
adanya tekanan tulang pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, yang menyebabkan
robeknya pembuluh darah.
2. Tarikan
vakum atau cunam
Persalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang
kuat dapat menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang
melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum.
3. Kelahiran
sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi.
(Menurut : Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan).
C. PATOFISIOLOGI
Cepal hematoma tidak menyebabkan daya ingatnya menurun.
Cephal hematoma dapat terjadi karena 2 hal yaitu:
a. Pada
partus lama (kala I lama, kala II lama), kelahiran janin dibantu dengan
menggunakan vacum ekstraksi atau forseps yang sangat sulit. Sehingga moulage
berlebihan dan menyebabkan trauma kepala dan selaput tengkorak rupture.
Sehingga menyebabkan pendarahan sub periosteum dan terjadi penumpukan darah sehingga
terjadi Cephal Hematoma.
b. Pada
kelahiran spontan (kepala bayi besar) terjadi penekanan pada tulang panggul
ibu. Sehingga moulage terlalu keras atau berlebihan dan menyebabkan trauma
kepala dan selaput tengkorak rupture. Sehingga menyebabkan pendarahan sub
periosteum dan terjadi penumpukan darah sehingga terjadi Cephal Hematoma.
Karena
adanya tekanan yang berlebihan, maka akan menyerap dan terabsorbsi keluar
sehingga oudema.
Cephal
hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke
jaringan poriosteum.Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan
lama.Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub periosteal
yang dari luar terlihat benjolan.
Bagian
kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya penumpukan daerah yang
perdarahan sub periosteum.( Menurut : FK. UNPAD. 1985. Obstetri Fisiologi
Bandung )
Tanda-tanda
dan gejala :
Berikut
ini adalah tanda-tanda dan gejala Cephal hematoma:
1. Adanya fluktuasi
2. Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah
2 jam setelah bayi lahir .
3. Adanya chepal hematoma timbul di daerah tulang
parietal.Berupa benjolan timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih
teraba. Sebagian benjolan keras sampai umur 1-2 tahun.
( Menurut : Prawiraharjo, Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan
)
D.
TANDA DAN GEJALA
Gejala dan tanda yang sering muncul yaitu:
a. Kepala
bengkak dan merah, hal ini karena penumpukan darah pada daerah sub periostium.
b.
Batasnya jelas, karena adanya tanda-tanda peradangan.
c. Pada
perabaan mula-mula keras lambat laun lunak, karena darah pekat jadi lama-lama
menjadi lunak.
d. Menghilang
pada waktu beberapa minggu.
Tanda dan Gejala lainnya, diantaranya:
1. Baru
tampak 6-8 jam setelah lahir, besar, hilang 16-22 jam atau beberapa minggu
kemudian.
2.
Lunak, tetapi tidak leyok pada
tekanan dan berfluktuasi.
3.
Pembengkakan terbatas.
4.
Tidak melewati sutura.
5.
Tempatnya tetap.
6.
Karena perdaraahan
subperiosteum.
E.
KOMPLIKASI
1.
Ikterus
2.
Anemia
3.
Infeksi
4.
Kalasifikasi mungkin bertahan selama
> 1 tahun
F. PENATALAKSANAAN
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan
perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8
minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya
fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan
penatalaksanaan khusus antara lain :
1. Menjaga kebersihan luka
2. Tidak boleh melakukan massase
luka/benjolan Cephal hematoma
3. Pemberian vitamin K
Bayi dengan Cephal hematoma tidak
boleh langsung disusui oleh ibunya karena pergerakan dapat mengganggu pembuluh
darah yang mulai pulih.
Untuk
melakukan penanganan pada kasus cephal hematoma sebagai berikut:
1.
Hampir sama dengan caput succedaneum
hanya lebih hati-hati jangan sering diangkat dari tempat tidur.
2.
Cairan tersebut akan hilang
terabsorbsi dengan sendirinya dalam satu minggu. Terabsosbsinya menjadi lama
apalagi terjadi jaringan fibroblast.
3.
Tidak di aspirasi karena
dikhawatirkan akan terjadi infeksi bila kulit ditusuk jarum sehingga terjadi
trauma akibat peradangan benda asing.
4.
Setelah hematoma lenyap, terjadi
hemolisis sel darah merah.
5.
Stilumus secara pelan untuk
merangsang pembuluh limfe dibawah kulit.
6.
Hari pertama kopres dingin
7.
Hari kedua sampai keempat kompres
hangat.
8.
Hiperbilirubinemia dapat timbul
setelah bayi dirumah.
9.
Konseling orang tua untuk awasi
timbulnya kemungkinan ikterik.
10.
Diminta cek RS, pada minggu keempat.
Pada neonatus dengan sefalhematoma
tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapiuntuk mengatasi
hiperbilirubinemia.
1. Tidak perlu tindakan khusus.
2. Benjolan akan hilang sendiri
dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.
3. Observasi terhadap bilirubinemia
dan trombositopenia.
4. Dapat diberi vitamin K untuk
mengurangi perdarahan.
5. Pemeriksaan x-ray tengkorak,
bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5% dari seluruhcephalhematoma)
6. Pemantauan bilirubinia,
hematokrit, dan hemoglobin
7. Aspirasi darah dengan jarum
suntik tidak diperlukan
TEORI MIDWIFERY (TUJUH LANGKAH VARNEY)
Varney ( 1997 ) menjelaskan bahwa
proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh
perawat-bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode
dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang
logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses
ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses
manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan
juga pemeriksaan pada setiap langkah agar pelayana yang komprehensive dan aman
dapat tercapai.
Dengan demikian proses manajemen harus
mengikuti aturan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatakan
pengetahuan, hasil temuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu
kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Ketujuh langkah tersebut membentuk
suatu karangan lengkap yang dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang
lebih rinci dan ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
I
. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pekerjaan dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara
lengkap, yaitu :
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini
dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien
mengalami komlikasis yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaburasi bidan akan melakukan konsultasi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi
langkah pertama akan overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari
langkah tersebut) karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain.
Kadang-kadang bidan perlu memakai
manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu
disampaikan kepada dokter.
II. Interprestasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
berdasarkan interprestasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan.Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik.Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan, karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh
membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap
klien.Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan pengarahan.
Masalah ini sering menyertai
diagnosa. Sebagai contoh diperoleh diagnosa ”kemungkinan wanita hamil”, dan
masalah yang berhubungan dengan diagnosa ini ialah bahwa wanita tersebut
mungkin tidak menginginkan kehamilannya. Contoh lain yaitu wanita pada tri
semester ketiga merasa takut tidak termasuk dalam ketegori nomenklatur standar
diagnosa. Tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan
pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa
takut.
III.
Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada masalah ini kita
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegehan, sambil mengamati klien,
bidan diharapkan dapaat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
Pada langkah ini penting sekali
melakukan asuhan yag aman. Contoh seorang wanita dengan pemuaian uterus yang
berlebihan tersebut (misalnya polyhidramnion besar dari masa kehamilan, ibu
yang diabetes kehamilan, atau kehamilan kembar).kemudian ia harus mengtisipasi,
melakukan peencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan
tiba-tiba terjadi perdarhan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri
karena pemuaian uterus yang berlebihan.
Pada persalinan dengan bayi besar
bidan sebaliknya juga mengatisipasi dan bersiap-siap terhadap kemungkinan
terjadinya distocia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi.
Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil.Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang pemeriksaan laboratorium terhadap simptomotik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil.Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap kunjungan ulang pemeriksaan laboratorium terhadap simptomotik terhadap bakteri dan segera memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
IV. Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan
Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungn prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan terus-menerus.Misalnya pada waktu wanita tersebut ada dalam
persalinan.
Data baru mungkin saja perlu
dikumpulkan dan dievaluasi beberapa data mungkin meng- identifikasikan situasi
yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan
jiwa ibu dan anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah
lahir, distasia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan suatu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan suatu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan
tanda-tanda awal dari preeklamasia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung,
diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu memerlukan konsulatasi
atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan demikian dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan demikian dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir.
V.
Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan
asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya apa yang sudah diidentifikasikan dari kondisi klien atau dari siapa
masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah
dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, kultural atau masalah
psikologis.
Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.
Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.
Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian
membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan
dalam asuhan penyuluhan ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa
yang akan atau tidak akan dilakukan klien.
Rasional yang berdasarkan asumsi yang tidak sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang salah atau tidak memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang tidak lengkap, bisa dianggap tidak valid dan akan menghasilkan asuhan klien yang tidak lengkap dan berbahaya.
Rasional yang berdasarkan asumsi yang tidak sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori yang salah atau tidak memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang tidak lengkap, bisa dianggap tidak valid dan akan menghasilkan asuhan klien yang tidak lengkap dan berbahaya.
VI.
Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana
asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakuka sepenuhnya
oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien,
atau tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya : memastikan
agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana).
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi
dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka
keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah teta
bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
VII.
Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif
sedang sebagian belum efektif.
Mengingat bahwa proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kontinum maka perlu mengulang kembali dari awal
setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasikan mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan
penyesuian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis.
Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny. M UMUR 0 HARI
DENGANCEPHAL HEMATUM
No Register :11140076
Masuk RS Tanggal/Jam :
20 Desember 2012 / 10.00 WIB
Dirawat Diruang : Melati
I.
PENGKAJIAN Tanggal : 20
Desember 2012 JAM : 10.00 WIB Oleh : Bidan
A.
IDENTITAS
a.
Identitas
anak
Nama : Bayi Ny. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk rumah
sakit : 20 Desember 2012
Umur/Tanggal Lahir Jam : 0 Hari / 20 Desember 2012 /09.15 WIB
Anak Ke : Kedua
b.
Identitas
Orang Tua
Ibu
Ayah
Nama : Ny. M Tn.R
Umur
: 24 tahun 27 tahun
Agama
: Islam Islam
Suku
/ bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan
:S1 S1
Pekerjaan
: IRT PNS
Alamat
: Jl. Mataram no. 24D Jl.
Mataram no. 24D
No.Telp : 087xxxxxxx 087xxxxxx
B. KELUHAN
UTAMA
Ibu merasa cemas karena kepala bayinya ada benjolan
C. RIWAYAT
ANTENATAL
Penyakit/Kesehatan
ibu dan pengobatan
Sebelum
Hamil : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun
Selama
hamil (trimester I-III) : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun
D. RIWAYAT
PROSES PERSALINAN
Umur
kehamilan : 40 minggu
Kehamilan
tunggal/kembar : Tunggal
Lama
persalinan kala I : 18 jam
Kelainan : Adanya
benjolandi kepala
Air ketuban : Jernih
Ketuban pecah : Spontan
Jumlah : lebih
kurang 200 cc
Warna : jernih
Bau :amis
Letak bayi : persentase
kepala
Jenis
persalinan : Normal (pervaginam)
Indikasi : Vacum
ekstrasi
Obat
yang diberikan
Selama
persalinan :Oksitosin
Tanda
gawat janin
Sebelum
lahir :
Tidak ada
Berat
badan lahir : 3800 gram
Panjang
badan lahir : 52 cm
Lingkar
dada : 34 cm
Lingkar
kepala
CFO : 35 cm
CMO : 38 cm
CSOB : 35 cm
CSMB : 35 cm
APGAR
score : 9
Menetek
pertama kali : 30 menit pertama setalah
lahir
Resusitasi : Tidak ada
Obat-obat
yang diberikan : Vitamin
K1, antibiotik salep mata Profilaksis
Imunisasi : Hepatitis B1
E. RIWAYAT
KESEHATTAN SAAT INI
Keadaan
umum : Kurang baik
Diagnosis
medis : Cephal Hematum
Tindakan
medis : Tidak ada
F. PEMERIKSAAN
BAYI
1. Tanda
vital
Suhu : 36,5OC
Nadi : 110 x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
2. Berat Badan :
3800 gram
3. Panjang Badan :
52 cm
4. Pemeriksaan
fisik
a.
Kepala : asimetris, odem, ubun-ubun cekung, tidak ada molase, adanya cephal
hematum
b.
Telinga : simetris, ada lubang telinga, ada
gendang telinga, tidak ada sekret, pendengaran baik
c.
Mata : simetris, tidak ada sekret,
konjungtiva merah muda, skelera putih, tidak strabismus
d.
Hidung : mancung, simetris, tidak ada sekret,
tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
e.
Mulut : simetris, tidak labioskisis, tidak
palatoskisis,tidak palatoskisis,reflek hisap baik
f.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
parotis, kelnjar tiroid, kelenjar getah bening dan pembesaran vena jungularis
g.
Dada : simetris, ada puting susu, tidak
ada bunyi nafas, tidak ada retraksi dada
h.
Ekstremitas atas :
simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap
i.
Abdomen : tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
penonjolan tali pusat saat bayi menangis, tidak adabenjolan/massa, tidak apda
perdarahan tali pusat, perut lembek
j.
Genitalia : terdapat dua testis pada scrotum, penis
berlubang pada ujung
k.
Punggung : terdapat spina bifida, tidak ada kelainan
tulang belakang
l.
Anus : ada lubang pada anus
m.
Kulit : kemerahan, terdapat vernik kaseosa, tidak ada odem, tidak
adatanda lahir
n.
Tonus otot : baik
5. Pemeriksaan
penunjang
a. Laboratorium : Tidak
ada
b. Radiologi : Tidak
ada
II.
INTERPRETASI
DATA
A. Diagnosa
Kebidanan
Bayi Ny.M umur 0
hari jenis kelamin laki-laki dengan cephal hematum
Data Dasar:
DS:
-
Ibu mengatakan
bersalin tanggal 20 Desember 2012 jam 08.15 WIB
-
Ibu mengatakan ini
persalinannya yang pertama kali
-
Ibu mengatakan
dikepala bayinya terdapat benjolan
DO:
-
Tanda vital
Suhu : 36,5OC
Nadi : 110 x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
-
Teraba benjolan
pada kepala bayi
B.
Masalah
- Ibu cemas dengan keadaan bayi
Data Dasar:
DS:
-
Ibu mengatakan
bayinya menangis terus
-
Ibu mengatakan
kepala bayinya terdapat benjolan.
DO:
-
Terlihat benjolan
di kepala
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN
SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN Tanggal : 20 Desember 2012 Jam : 10.15 Oleh: Bidan
1.
Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayi
2.
Atasi rasa cemas ibu
3.
Jelaskan pengertian tentang cephal hematum
4.
Jelaskan cara penanganan bayi dengan cepal hematoma
5.
Beritahu ibu kunjungan ulang atau jika ibu/bayi ada
keluhan
VI.
PELAKSANAAN Tanggal :20 desember 2012, Jam : 10.20 Oleh
: Bidan
1.
Memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
Suhu :36,5derajat
celcius
Nadi : 110
x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
2.
Mengatasi kecemasan ibu dengan memberikan informasi dan meyakinkan
ibu bahwa bayinya baik-baik saja dan benjolan yang ada dikepalanya akan hilang
dengan sendirinya.
3.
Memberikan KIE tentang cephal hematum yaitu cedera pada
periosteum tengkorak selama persalianan dan kelahiran, meskipun dapat juga
timbul tanpa trauma lahir.
Cephal hematum
ini akan hilang sendirinya selama 1 minggu.
4.
Menjelaskan penanganan bayi
dengan cepal hematoma :
a.
jangan sering diangkat dari
tempat tidur.
b.
Tidak di aspirasi karena
dikhawatirkan akan terjadi infeksi bila kulit ditusuk jarum sehingga terjadi
trauma akibat peradangan benda asing.
c.
Hari pertama kopres dingin
d.
Hari kedua sampai keempat kompres
hangat.
5.
Memberitahu ibu jadwal kunjungan
ulang atau apabila bayi ada keluhan
VII.
EVALUASI Tanggal : 20 Desember
2012 Jam
: 10.30
Oleh : Bidan
1.
Ibu sudah mengerti bahwa keadaan bayinya baik-baik saja
2.
Ibu sudah tidak merasa cemas setelah mendengar penjelasan
bidan
3.
Ibu sudah paham mengenai cepal hematoma
4.
Ibu sudah mengerti penanganan terhadap bayi dengan ceepal
hematoma
5.
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang atau apabila bayi
ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Penyusun telah melakukan pengkajian
pada ibu bersalin untuk mendapatkan informasi dan data yang akurat
2. Berdasarkan data dari hasil
pengkajian, telah dapat diinterprestasikan dan ditetapkan diagnosa, masalah
serta kebutuhanny
3. Pada kasus ini tidak diberikan intervensi
tindakan segera, karena merupakan kasus yang fisiologis
4. Dari hasil identifikasi yang telah
dilakukan tidak ditemukan diagnosa dan masalh potensial yang membutuhkan
antisipasi penanganannnya
5. Penyusun dapat membuat rencana
asuhan yang menyeluruh sesuai dengan diagnosa, masalah, dan kebutuhan
6. Asuhan kebidanan dilaksanakan
berdasarkan rencana asuhan yang telah dibuat
7. Evaluasi asuhan kebidanan yang
dilakukan telah sesuai dengan konsep. Dari hasil evaluasi tersebut seluruh
diagnosa, masalah, kebutuhan, yang ada hampir seluruhnya dapat diatasi dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. JNPK-KR/POGI,
2007,Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR/POGI.
2. Manuaba,
IBG. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan
bidan. Jakarta: EGC.
3. Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
4. Prawirohadjo,
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.
5. Varney,
H.dkk. 2007. Varney’s Midwifery Text Book Edisi 4. Jakarta: EGC.
MAKALAHDAN ASKEB CEPHALHEMATOMA
Terimakasih Telah Membaca Artikel Berjudul MAKALAHDAN ASKEB CEPHALHEMATOMA Semoga Bermanfaat.