makalah dan askeb KB suntik DMPA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang-*-
Tingginya angka kematian Ibu di Indonesia akibat resiko
tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah,sehingga diadakan program
keluarga berencana (KB) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya
angka kematian Ibu. Banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang
sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia
bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat
kontrasepsi untuk pria, hanya saja yang menjadi masalah saat ini,kurangnya
pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi,kerugian,keuntungan,serta efek
samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Alat kontrasepsi yang sangat
mudah didapatkan adalah kondom yang bisa kita dapatkan di minimarket. Tugas
kita sebagai bidan yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau
menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu keluarga
memiliki 2 orang anak.
B. Tujuan
1. Asuhan kebidanan KB untuk
mendokumentasikan tanggung jawab profesional dan memelihara kerahasiaan.
2. Keluarga berencana
(KB) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan keluarga.
3. Masyarakat dapat
menjadikan KB sebagai pola kehidupan, artinya masyarakat mengetahui, memahami,
serta menyadari pentingnya KB.
4. Masyarakat dapat
menggunakan salah satu metode (alat kontrasepsi) setelah memahami kegunaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian
Menurut
World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga (Suratun, 2008).
Keluarga berencana
menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008). Keluarga berencana adalah suatu
usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
(Mochtar, 1998).
Secara umum
keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta
keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang
kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun,
2008).
2. Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a.
Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk
dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan
diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari
2,87 menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak
terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam
serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan
pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus
(1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret
ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.
b.
Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
c.
Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang
telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal
ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
d.
Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau
pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang
bahagia dan berkualitas.
e.
Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,
pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).
3. Sasaran program KB
a.
Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia
antar 15-49 tahun, karena kelompok
ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan
seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi
peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi (suratun, 2008)
b.
Sasaran Tidak Langsung
1)
Kelompok remaja usia 15-19 tahun, remaja ini memang bukan
merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi
merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah
berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya
promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan serta kejadian aborsi.
2)
Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
instansi-instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama,
wanita, dan pemuda), yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto, 2004).
3)
Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
(Prawirohardjo, 2005 A).
4. Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatan
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
yang semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008).
B. Akseptor Keluarga Berencana
1.
Pengertian
Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)
2.
Jenis-jenis
Akseptor KB
a.
Akseptor Aktif adalah akseptor yang ada
pada saat ini menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
b.
Akseptor Aktif Kembali adalah pasangan
usia subur yang telah
menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu
kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang
sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat kurang lebih tiga bulan
berturut-turut dan bukan karena hamil.
c.
Akseptor KB Baru adalah akseptor yang
baru pertama kali menggunakan alat/obat kontrasepsi atau PUS yang kembali
menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
d.
Akseptor KB Dini adalah para ibu yang
menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan
atau abortus.
e.
Akseptor Langsung adalah para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40
hari setelah melahirkan atau abortus.
f.
Akseptor dropout adalah akseptor yang
menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, 2007).
C. Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia
antara 15-49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan
hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS
diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga
memberi efek langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008).
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang istrinya berumur
15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah
haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
(BKKBN, 2009).
D. Kontrasepsi
1. Pengertian
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi.
Kontra berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat
adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan
tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang
aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun
tidak menghendaki kehamilan (Suratun, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi merupakan variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo,
2005 B) Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk
mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).
2.
Akseptor
KB menurut sasarannya
Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase
yaitu:
a.
Fase menunda kehamilan
b.
Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh
pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur dibawah 20
tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai
alasan. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya
kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin 100%. Hal
ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunya anak, serta
efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB,
AKDR dan cara sederhana
c.
Fase mengatur/menjarangkan kehamilan
d.
Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia
paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara
kelahiran adalah 2–4 tahun. Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia
antara 20-30 tahun. Kriteria kontrasepsi yang perlukan yaitu : efektifitas
tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak
lagi, dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan, serta
tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI). Kontrasepsi yang cocok dan
disarankan menurut kondisi ibu yaitu : AKDR, suntik KB, Pil KB atau Implan
e.
Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi
f.
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri
lebih dari 30 tahun tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat
menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi
kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi
bagi ibu dan anak. Disamping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan
untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode
kontap, AKDR, Implan, Suntik KB dan Pil KB (Suratun, 2008).
3.
Syarat-Syarat
Kontrasepsi
Hendaknya kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.
Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b.
Efek samping yang merugikan tidak ada
c.
Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d.
Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
e.
Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
pemakaiannya
f.
Cara penggunaannya sederhana
g.
Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
h.
Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 1998).
4.
Cara-cara
kontrasepsi
Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode :
a.
Pembagian menurut jenis kelamin pemakai
1) Cara atau alat yang dipakai oleh
suami (pria)
2) Cara atau alat yang dipakai oleh
istri (wanita)
b.
Menurut pelayanannya
1) Cara medis dan non-medis
2) Cara klinis dan non-klinis
c.
Pembagian menurut efek kerjanya
1) Tidak mempengaruhi fertilitas
2) Menyebabkan infertilitas
temporer (sementara)
3) Kontrasepsi permanen dengan
infertilitas menetap
d.
Pembagian menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi
1)
Menurut keadaan biologis: senggama terputus, metode kalender,
suhu badan
dll
2)
Memakai alat mekanis : kondom, diafragma
3)
Memakai obat kimiawi : spermisida
4)
Kontrasepsi intrauterina : IUD
5)
Hormonal : pil KB, suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah
kulit (AKBK)
6)
Operatif : tubektomi dan vasektomi
e. Pembagian umum dan banyak dipakai adalah
1)
Metode merakyat : senggama terputus, pembilasan pasca
senggama, perpanjangan masa laktasi
2)
Metode tradisional : pantang berkala, kondom, diafragma dan
spermisida
3)
Metode modern:
a)
Kontrasepsi hormonal : pil KB, suntik KB, alat kontrasepsi bawah kulit.
b)
Kontrasepsi intrauterina : IUD
4)
Metode permanen operasi : tubektomi pada wanita dan vasektomi
pada pria (Mochtar, 1998)
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PUS Tidak Menggunakan Alat
Kontrasepsi
Beberapa hal yang merupakan faktor sehingga pasangan usia
subur tidak menggunakan alat kontrasepsi antara lain:
1. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan adalah hasil dari
tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan adalah hasil tau dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan
“what”, misalnya, apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo,
2005).
Menurut Soekidjo Notoadmodjo, pengetahuan dibagi menjadi enam
tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif yaitu :
a.
Tahu (know)
Dapat diartikan sebagai mengingat materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu (know) ini merupakan
tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
b.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar. Seseorang yang telah faham terhadap objek atau materi
tersebut harus dapat menyimpulkan dan menyebutkan contoh, menjelaskan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c.
Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus-rumus dan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d.
Analisis (analysis)
Arti dari analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e.
Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian kepada suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
f.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya dapat membandingkan
antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi
terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak
mau ikut KB dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
2. Efek Samping
Efek samping adalah perubahan fisik atau psikis yang timbul
akibat dari penggunaan alat/obat kontrasepsi, tetapi tidak berpengaruh serius
terhadap kesehatan klien (BKKBN, 2002). Menurut Hartanto (2004), dengan belum tersedianya
metode kontrasepsi yang benar-benar100% sempurna, maka ada 3 (tiga) hal yang
sangat penting untuk diketahui oleh calon akseptor KB yakni: efektivitas,
keamanan dan efek samping.
Reaksi efek samping yang sering terjadi sebagai akibat
penggunaan alat kontrasepsi adalah:
a. Gangguan Haid
(Amenorhoe): tidak datangnya haid setiap bulan pada akseptor KB yang
menggunakan suntik KB 3 (tiga) bulan berturut-turut.
b. Perubahan
Berat Badan: biasanya kenaikan berat badan lebih sering disebabkan karena
pemakaian alat kontrasepsi pil dibanding suntik KB.
c. Pusing dan
Sakit Kepala: timbul rasa sakit pada kepala namun ini hanya bersipat sementara
(Hartanto,2004).
3. Pendapatan
Keluarga
Pendapatan adalah jumlah penghasilan seluruh anggota
keluarga. Pendapatan berhubungan langsung dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga,
penghasilan yang tinggi dan teratur membawa damfak positif bagi keluarga karena
keseluruhan kebutuhan sandang, pangan, papan dan transportasi serta kesehatan
dapat terpenuhi. Namun tidak demikian dengan keluarga yang pendapatannya rendah
akan mengakibatkan keluarga mengalami kerawanan dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya yang salah satunya adalah pemeliharaan kesehatan (Keraf, 2001).
4. Agama
Agama adalah merupakan
keyakinan yang dianut seseorang yang dijadikan pegangan dalam menjalani
kehidupan. Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya
dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan tersebut.
Para
pemuka agama menyadari bahwa dalam membangun bangsa, pengaturan masalah
kependudukan merupakan masalah utama yang perlu ditangani dengan cermat. Mereka
memahami bahwa KB tidak bertentangan dengan agama dan merupakan salah satu
upaya untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketidak
pedulian masyarakat.
Agama-agama di Indonesia umumnya mendukung KB.
Agama Hindu memandang bahwa setiap kelahiran harus membawa manfaat. Untuk itu
kelahiran harus diatur jaraknya dengan berKB. Agama Buddha, yang memandang
setiap manusia pada dasarnya baik, tidak melarang umatnya berKB demi kesejahteraan
keluarga. Agama Kristen Protestan tidak melarang umatnya berKB. Namun sedikit
berbeda dengan agama Katolik yang memandang kesejahteraan keluarga diletakkan
dan diwujudkan dalam pemahaman sesuai dengan kehendak Allah.
Untuk mengatur kelahiran anak, suami-istri harus tetap
menghormati dan menaati moral katolik dan umat katolik dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan
masa tidak subur. Jadi jelas bahwa Islam membolehkan KB karena penting untuk
menjaga kesehatan ibu dan anak, menunjang program pembangunan kependudukan
lainnya dan menjadi bagian dari hak asazi manusia.
Program KB di Indonesia, seperti halnya negara Islam lain,
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduknya dan
agama bukan penghambat untuk mencapai cita-cita ini. Mengingat peran penting
tokoh agama dalam mendukung Program KB Nasional, BKKBN di semua tingkat
hendaknya memperkuat kemitraannya dengan mereka. Tokoh-tokoh agama yang muda
melalui lembaga masing-masing atau bersama-sama agar diberdayakan dan diajak
serta dalam mendukung program KB Nasional (Samekto, 2008).
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DMPA
NY.D UMUR 26 Th P1 A0 Ah1
DI BPS SAYANG IBU, SLEMAN-YOGYAKARTA
NO.REGISTER :
1345
TANGGAL/JAM MASUK : 6
Januari 2012/ 15.00 WIB
RAWAT DI RUANG : -
I.
PENGKAJIAN DATA Tanggal:
6-01-2012 , jam: 15.00WIB, Oleh: Bidan
A.
DATA SUBJEKTIF
1.
Identitas
Istri
Suami
Nama : Ny. D
Tn. L
Umur : 26 tahun 30
tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia Jawa /
Indonesia
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : Guru Guru
Alamat : Jl. Janti Jl. Janti
No. telp : 08199995678 08192345645
2.
Alasan datang
Ibu mengatakan baru
melahirkan 4 bulan yang lalu, sedang menyusui dan sekarang ingin menggunakan KB
3.
Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin
menggunakan KB suntik 3 bulan (DMPA)
4.
Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun siklus : 28 hari
Lama :
6 hari
Keteraturan : teratur tidak teratur
Sifat darah : encer bergumpal
Kental lainnya………………….
Keluhan : disminorea nyeri kepala
Demam mual muntah
Lainnya : Tidak
ada
5.
Riwayat perkawinan
Status
pernikahan : sah menikah
ke : I (pertama)
Lama : 2 tahun usia menikah pertama kali : 24 Th
6.
Riwayat obstetri : P1 A0 Ah1
No
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tanggal
|
UK
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
1
|
06-09-2012
|
39 mg
|
Normal
|
Bidan
|
-
|
Laki-laki
|
2800 gr
|
ASI
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Riwayat kontrasepsi yang
digunakan
No
|
Jenis Kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
Ibu
mengatakan belum pernah menggunakan KB
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
Riwayat Kesehatan
a.
Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun,
menahun)
Menular : Hepatitis HIV/AIDS TBC Lainnya:
tidak ada
Menurun : Asma Diabetes melitus
Lainnya:
tidak ada
Menahun : Hipertensi jantung
koroner Ginjal Lainnya:
tidak ada
b.
Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menular,
menurun, menahun)
Menular : Hepatitis HIV/AIDS TBC Lainnya:
tidak ada
Menurun : Asma Diabetes
melitus
Lainnya:
tidak ada
Menahun : Hipertensi Jantung koroner
Ginjal Lainnya: tidak ada
c.
Keturunan kembar : ada tidak
Jika ada dari : keluarga ibu keluarga suami
d.
Riwayat ginekologi
Ada tidak
Jika ada :
Kista
ovarium tumor ovarium
Lainnya………………………….
e.
Riwayat alergi obat
Aspirin amoksisilin ampisilin
gentamisin Lainnya:
tidak ada
9.
Pola pemenuhan kebutuhan
sehari-hari
a.
Pola nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/hari Porsi : 1 piring
Jenis : nasi, sayur, lauk Pantangan : -
Keluhan : -
Minum
Frekuensi : 7-8 x/hari porsi : 1 gelas
Jenis : air putih, susu, jus pantangan : -
Keluhan : -
b.
Pola eliminasi
BAB
Frekuensi :
1 x/hari
Konsistensi : lembek keras
Warna : coklat
Keluhan : -
BAK
Frekuensi : 4-5 x/hari
Konsistensi :
cair
Warna : kuning jernih
Keluhan : -
c.
Pola istirahat
Tidur
siang
Lama : 2 jam/hari
Keluhan : -
Tidur
malam
Lama : 6 jam/hari
Keluhan : -
d.
Pola aktivitas sehari-hari
Ibu
mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci, memasak
dan sekarang sudah mulai mengajar di SD.
e.
Personal higiene
Ganti
pakaian luar : 2 x/hari
Ganti
pakaian dalam : 2 x/hari
Mandi : 2 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari
Keramas : 3 x/minggu
f.
Pola seksualitas
Frekuensi : 2 x/minggu
Keluhan : -
10.Kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan
Merokok minum
jamu
minuman beralkohol tidak
ada
Lainnya……………………………………………………
11.Riwayat psikososial spiritual
a.
Hubungan dengan keluarga
Baik Tidak baik
b.
Hubungan dengan orang lain
Baik Tidak baik
c.
Ibadah/spiritual
Patuh tidak patuh
d.
Respon ibu dan keluarga terhadap penggunaan kontrasepsi:
Ibu dan
keluarga setuju dengan penggunaan kontrasepsi
e.
Dukungan keluarga terhadap penggunaan kontrasepsi:
Sangat
mendukung
f.
Pengambilan keputusan dalam penggunaan kontrasepsi:
Ibu dan
suami
12. Pengetahuan ibu
(tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi, efek samping)
-
Ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang kontrasepsi
-
Ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang jenis kontrasepsi
-
Ibu mengatakan belum mengetahui
keuntungan dan efek samping dari kontrasepsi yang dipilihnya
B.
DATA OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan umum
Baik kurang baik buruk
Lemas lainnya…………………………….
b.
kesadaran
compos mentis apatis samnolen
Sopor soporo comatus koma
Lainnya…………………
c.
status emosional
stabil labil lainnya……..
d.
Tanda vital
Suhu : 36,8 oC
Nadi : 70 kali/menit
Teratur tidak teratur
Pernapasan : 18 kali/menit
Teratur tidak teratur
Tekanan
darah: 120/80 mmHg
e.
Berat badan : 55 kg
f.
Tinggi badan : 155 cm
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Kepala
Mesocephalus simetris tidak simetris
nyeri tekan tidak nyeri
nodul/massa tidak
ada massa
lainnya……………………………………
b.
Rambut
hitam pirang
rontok tidak
rontok
lurus keriting ikal
Lainnya………………………………….
c.
Muka
Oedema tidak
ada oedem
bekas luka tidak
ada bekas luka
Bulat oval
Lainnya……………...................................
d.
Mata
Simetris strabismus
Konjungtiva pucat konjungtiva
tidak pucat
sklera ikterik sklera
tidak ikterik
Lainnya…………………………………...
e.
Hidung
Mancung pesek
Polip tidak
ada polip
Ada sekret tidak
ada sekret
Lainnya……………………………………...
f.
Mulut
Stomatitis tidak stomatitis
Caries gigi gusi
berdarah
Pembesaran kel. Tonsil tidak
ada pembesaran
Lainnya………………………….
g.
Telinga
Simetris asimetris
Sekret tidak
ada sekret
Bersih kotor
Lainnya:
Pendengaran normal
h.
Leher
Pembesaran kelenjar
tiroid : ada tidak
ada
Pembesaran kelenjar
parotis : ada tidak ada
Pembesaran kelenjar
limfe : ada tidak ada
Pembengkakan vena
jugularis: ada tidak ada
Lainnya…………………………
i.
Dada
Bunyi nafas normal Retraksi
dinding dada
Wheezing Ronchi
Lainnya…………………………
j.
Payudara : simetris asimetris
Radang Ada benjolan
Tidak
ada benjolan
Putting susu : menonjol datar Masuk bersih Kotor
k.
Abdomen
Inspeksi : Bekas luka
operasi tidak ada
Palpasi : ada massa tidak ada
Auskultasi
Bissing usus : positif negatif
l.
Ekstremitas atas
Simetris asimetris oedema
Fraktur polydaktili lainnya…………….
m.
Ekstremitas bawah
Simetris asimetris oedema
Fraktur polydaktili lainnya………………
Reflek patella kanan: positif negatif
Reflek patella kiri: positif negatif
n.
Genitalia luar
bersih kotor
ada varises tidak
ada varises
pembengkakan kel.bartolini tidak
ada
Lainnya…………………………..
o.
Anus
Haemoroid tidak
haemoroid
lainnya………………….
3.
Pemeriksaan penunjang Tanggal
: 6-01-2012, jam:15.30 WIB
Laboratorium:
Hb - gram%
Urine : hasil
test pack (tes kehamilan) negatif.
Pemeriksaan
khusus/ginekologi :
Inspekulo
:
-
4.
Data penunjang
-
II.
INTERPRETASI DATA
A.
Diagnosa kebidanan
Seorang
ibu Ny. D umur 26 tahun P1 A0 Ah1 dengan akseptor KB SUNTIK DMPA
Ds :
a.
Ibu mengatakan berusia 26 tahun
b.
Ibu mengatakan baru melahirkan pertama kali
c.
Ibu mengatakan belum pernah mengalami keguguran
d.
Ibu mengatakan anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki
e.
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan (DMPA)
Do :
a.
Keadaan baik, kesadaran compos mentis
b.
TTV: Suhu 36,8 0C, TD: 120/80 mmHg,
R: 18x/menit, N: 70x/menit
c.
Pemeriksaan fisik:
- kepala:
tidak ada nyeri tekan
- mata:
konjungtiva merah mudah
- muka:
tidak pucat dan tidak oedem
-
genitalia: tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
- tangan
dan kaki: tidak oedem
d.
Hasil tes kehamilan negatif
B.
Masalah
Tidak ada masalah
Ds : -
Do : -
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Tidak ada diagnosa masalah potensial
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak memerlukan antisipasi tindakan segera
V.
PERENCANAAN Tanggal:
6-01-2012, jam: 15.45 WIB
1.
Beritahu kondisi ibu
2.
Jelaskan KB suntik DMPA pada ibu
3.
Jelaskan keuntungan dan efek samping KB suntik DMPA
4.
Jelaskan prosedur penyuntikan kontrasepsi DMPA
5.
Beri ibu informed choice dan informed consent
6.
Lakukan penyuntikan DMPA sesuai prosedur
7.
Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
VI.
PELAKSANAAN Tanggal:
6-01-2012, jam: 16.00 WIB
1.
Memberitahukan kepada ibu bahwa kondisinya dalam keadaan
sehat
2.
Menjelaskan KB suntik DMPA pada ibu yaitu Depo Mendroksi
Progesteron Asetat (hanya mengandung progestin), mengandung 150 mg DMPA yang
diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik, tidak berpengaruh pada ibu yang
menyusui.
3.
Menjelaskan keuntungan KB DMPA yaitu mencegah kehamilan
jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak mengandung
estrogen sehingga tidak berpengaruh terhadap ASI, sedangkan efek sampingnya
yaitu timbulnya gangguan haid (amenore dan spotting) yang bersifat sementara,
peningkatan berat badan, dan sakit kepala.
4.
Menjelaskan prosedur penyuntikan KB DMPA yaitu diberikan
setiap tiga bulan dengan cara disuntik intramuskular di daerah bokong (1/3
bagian antara SIAS dan lumbal ke-5)
5.
Memberikan ibu informed choice untuk memilih dan informed
consent untuk meminta persetujuan atau penolakan.
6.
Melakukan penyuntikan KB DMPA sesuai prosedur yaitu jaga
privasi, pakaian luar ibu diturunkan sedikit, pakai APD, desinfeksi area
penyuntikan, gunakan spuit sekali pakai, suntikan KB DMPA secara IM (900)
di daerah bokong (dorso gluteal) 1/3 bagian antara SIAS dan lumbal ke-5, lubang
jarum menghadap atas, jarum di masukkan semua, aspirasi (pastikan tidak ada
darah), kemudian masukkan DMPA.
7.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang yaitu pada tanggal 3
atau 4 Bulan April 2012.
VII.
EVALUASI Tanggal:
6-01-2012, jam : 16. 50 WIB
1.
Ibu mengerti tentang
kondisinya.
2.
Ibu mengerti tentang KB suntik
yang ia pakai.
3.
Ibu mengerti dengan keuntungan
dan efek samping KB DMPA.
4.
Ibu mengerti tentang prosedur
penyuntikan.
5.
Ibu setuju menjadi akseptor KB
suntik DMPA.
6.
Ibu telah disuntik KB DMPA.
7.
Ibu mengerti dan akan melakukan
kunjungan ulang pada tanggal tersebut.
Bidan
(…………………….)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal.
KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri
kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah
menikah, Anda bisa ber-KB. Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah
diperoleh.
Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau
kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri. Tak seorang pun boleh memaksa Anda
mengikuti program KB, tak seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila
itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan
diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja
kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak
ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan
atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan
persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah:
a. Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa.
b. Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa
c. Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Ada 5 corak metoda KB:
a.
Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari
pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
b. Metoda hormonal, yang mencegah
indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak
menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
c. Metoda yang melibatkan alat-alat
yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel
telur oleh sperma.
d. Metoda alamiah, yang membantu Anda
mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga Anda dapat menghindari hubungan seks
pada masa itu.
e. Metoda permanen, atau metoda yang
menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa lagi memiliki anak untuk
selamanya; lewat suatu operasi.
B.
Saran
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan
metoda-metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman sebelumnya. Malahan
metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih
untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak anak, khususnya di
tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah
yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis. anak-anak membantu
pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. di banyak
tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orangtua
yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak). Tetapi sebagian
perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak justru makin memiskinkan
keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua yang sedih
dan menyesal karena kebanyakan anak, tidak mampu memberi mereka penghidupan
yang layak, tak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan
akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi
mereka.
Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada,
Anda akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila
Anda memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki,
dan kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
http://artis-indo-hot.blogspot.com/2011/07/efek-samping-kb-suntik-3-bulan.html,
diakses tanggal 6 januari 2012, pukul 19.39 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Berencana,
diakses tanggal 6 januari 2012, pukul 19.39 WIB
Kartikasari, Novi Kusuma. 2009. http://
skripsistikes. wordpress. com/ 2009/ 05/ 08/ ikpiiill13/, diakses tanggal 6
januari 2012, pukul 19.46 WIB
Razali, Renardy Reza. 2008. http:// repository.
usu. ac. id/ handle/ 123456789/6460, diakses tanggal 6 januari 2012, pukul
20.03 WIB
Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta:
Salemba Medika
makalah dan askeb KB suntik DMPA
Terimakasih Telah Membaca Artikel Berjudul makalah dan askeb KB suntik DMPA Semoga Bermanfaat.