INTOLERANSI LAKTOSA


INTOLERANSI LAKTOSA

  INTOLERANSI LAKTOSA 

INTOLERANSI LAKTOSA





DISUSUN OLEH
PUTRI DESTALIA AYU ASTARI
11140072
B8.2


PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA






PENDAHULUAN
Karbohidrat dapat dibagi dalam monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa), disakarida (laktosa atau gula susu, sukrosa atau gula pasir dan maltosa) serta polisakarida (glikogen, amilum, tepung).
Didalam klinis polisakarida tidak penting, karena sebelum masuk ke dalam usus harus sudah dipecah lebih dahulu menjadi disakarida oleh amilase dari ludah dan pankreas. Laktosa merupakan karbohidrat utama dari susu (susu sapi mengandung 50 mg laktosa perliter.
Lactose Intolerance adalah kondisi seseorang yang tidak mampu mencerna laktosa, yaitu suatu bentuk gula yang berasal dari susu. Ketidakmampuan itu dapat disebabkan kurangnya atau tidak mampunya tubuh memproduksi lactase, yaitu enzim pencernaan yang diproduksi oleh sel-sel di usus yang bertugas memecah gula susu menjadi bentuk yang lebih mudah diserap tubuh. Kondisi ini disebut juga dengan defisiensi lactase (Lactase Deficiency).
Pada beberapa kasus, ada anak-anak yang terlahir tanpa kemampuan memproduksi enzim lactase. Namun, kondisi tersebut membaik secara alami seiring waktu hingga usia 2 tahun, dimana tubuh mulai 'belajar' memproduksi lactase sedikit demi sedikit. Jadi tidak heran jika pada usia dewasa, gejala-gejala intoleransi laktosa itu bisa berangsur-angsur menghilang. 










DEFINISI 
            Intoleransi laktosa adalah gangguan penyerapan laktosa yang disebabkan oleh karena defisiensi enzim laktosa dalam brush border usus halus.
Intoleransi laktosa (Inggris: Lactose intolerance) adalah kondisi di mana laktase, sebuah enzim yang diperlukan untuk mencerna laktosa, tidak diproduksi dalam masa dewasa. Untuk menguji batas toleransi laktosa dapat dilakukan tes pernapasan hidrogen (hydrogen breath test) atau tes keasaman kotoran (stool acidity test) agar didapatkan diagnosis klinis.
Gejala batas toleransi laktosa yang muncul akibat dari konsumsi laktosa yang terlalu banyak adalah produksi gas yang berlebihan (kentut terus) atau serangan diare. Orang yang memiliki kelainan batas toleransi laktosa dapat meminum sekitar 250 ml susu setiap hari tanpa gejala yang parah. Kebanyakan orang dewasa di dunia adalah menderita batas toleransi laktosa. Sebuah perubahan genetis membuat banyak orang Eropa tetap memproduksi laktosa dalam usia dewasa, namun mereka adalah minoritas.
Orang yang menderita batas toleransi laktosa dapat mengonsumsi produk-produk bebas-laktosa, misalnya susu kedelai, susu almond dan susu beras.
Batas toleransi laktosa tidak sama dengan alergi susu, yang merupakan reaksi tubuh terhadap protein susu.
ANATOMI FISIOLOGI 
            Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang terbentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Dinding usus halus terdiri atas lapisan serosa, lapisan otot, lapisan sub mukosa dan lapisan mukosa. Lapisan mukosa dan submukosa membentuk lipatan-lipatan sirkuler, yang menonjol ke dalam lumen ± 3-10 mm. Lipatan tersebut nyata pada duodenum dan jejunum, menghilang pada pertengahan ileum. Pada lipatan-lipatan tersebut (vilus) terdapat mikrovili yang pada mikroskop elektron tampak sebagai brush border. Enzim-enzim yang terletak pada brush border menyelesaikan proses absorpsi . Di sekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil (kripta lieberkuhn) yang merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan sekret mengandung enzim-enzim pencernaan (termasuk laktose). Sel-sel yang tidak berdiferensiasi di dalam kripta berproliferasi cepat dan bermigrasi ke ujung vilus dimana mereka menjadi sel-sel absortif. Pada ujung vilus, sel-sel ini akan lepas ke dalam usus halus. Pematangan dan migrasi sel dari kripta ke ujung vilus membutuhkan 5-7 hari.
Diperkirakan ± 20-50 juta sel epitel dilepaskan setiap menit, karena laju pergantian sel yang tinggi, maka epitel usus rentan terhadap perubahan dalam proliferasi sel. Pada permukaan membran mikrofili, laktosa dihidrolisis oleh enzim laktosa menjadi glikosa dan galaktosa, kemudian secara aktif diserap dan diangkut melalui sel absorbtif selanjutnya dialirkan ke vena porta.
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
            Intoleransi laktosa terjadi karena adanya defisiensi enzim laktose dalam brush border usus halus. Sampai sekarang dikenal 3 bentuk dari defisiensi laktose, yaitu :
·         Defisiensi laktose yang diwariskan
·         Defisiensi laktose primer
·         Defisiensi laktose sekunder.
            Defisiensi laktose yang diwariskan terjadi pada individu dengan genotif homozygot resesif. Kejadian jarang yaitu 1 perseratus ribu penduduk, sehingga sering sekali tidak dibicarakan, sedangkan defisiensi laktosa primer dan sekunder lebih sering terjadi. Defisiensi laktose primer terjadi sebagai akibat induksi sintesis laktose menurun, sebab laktose merupakan enzim yang sintesisnya dapat diinduksi. Ketidaksukaan minum susu mungkin merugikan, sebab tidak ada induksi enzim laktose. Defisiensi laktose sekunder yang menyertai malabsorbsi dapat terjadi pada kerusakan mukosa usus halus, misalnya akibat infeksi. Kejadian ini sering kali dijumpai pada anak diare setelah minum botol.
Tentunya laktose tidak defisiensi lagi, bila kerusakan mukosa usus telah membaik dan infeksi telah teratasi.
PATOGENESIS
            Proses pencernaan disempurnakan oleh suatu enzim dalam usus halus. Banyak diantara enzim-enzim itu terdapat pada brush border usus halus dan mencernakan zat-zat makanan sambil diabsorbsi. Enzim laktose adalah enzim yang memecahkan laktosa (disakarida) menjadi glukosa dan galaktosa (monosakarida) pada brush border, sehingga absorbsi dapat berlangsung. Bila laktosa tidak dihidrolisis masuk usus besar, dapat menimbulkan efek osmotik yang menyebabkan penarikan air ke dalam lumen kolon. Bakteri kolon juga meragikan laktosa yang menghasilkan asam laktat dan asam lemak yang merangsang kolon, sehingga terjadilah peningkatan pergerakan kolon. Diare disebabkan oleh peningkatan jumlah molekul laktosa yang aktif secara osmotik yang tetap dalam lumen usus menyebabkan volume isi usus meningkat. Kembung dan flatulens disebabkan oleh produksi gas (CO2 dan H2) dari sisa disakarida di dalam colon.
GEJALA KLINIS
            Pada bayi-bayi kecil, awitan penyakit ini biasanya terjadi secara akut dan ditandai dengan muntah-muntah serta diare seperti air. Baik pada bawaan maupun pada yang didapat penderita menunjukkan gejala yang sama, ditemukan diare yang sangat sering, cair, bulky, dan berbau asam, meteorismus, flatulens dan kolik abdomen. Akibat gejala tersebut pertumbuhan anak akan terlambat bahkan tidak jarang terjadi malnutrisi.
DIAGNOSIS
Pada seseorang yang menderita intoleransi laktosa, bila dia mengkonsumsi sejumlah dosis uji dari laktosa maka dia akan mengalami diare, perut kembung dan rasa tidak enak pada perut dalam 20-30 menit. Dosis pengujian ini tidak dipecah menjadi glukosa, sehingga kadar glukosa dalam darah tidak akan meningkat.

            Mungkin perlu dilakukan biopsi usus halus. Contoh dari usus halus tersebut diperiksa dibawah mikroskop dan dilakukan pengujian untuk aktivitas laktase atau enzim lainnya.  Tes ini juga dapat menunjukan adanya kemungkinan lain yang menyebabkan malabsorbsi.
DIAGNOSIS BANDING
Malabsorbsi lemak
            Steatore atau bertambahnya lemak dalam tinja merupakan suatu conditio sine qua non untuk diagnosis lemak. Prosedur yang paling sederhana ialah pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis. Tanda-tanda makroskopis tinja yang karakteristik tinja berlemak ialah lembek, tidak berbentuk, berwarna coklat muda sampai kuning, kelihatan berminyak.
PROGNOSIS 
            Pada kelainan intoleransi laktosa yang diwariskan prognosisnya kurang baik sedangkan pada kelainan yang primer dan sekunder prognosisnya baik.
PRODUK YANG MENGANDUNG LAKTOSA
Selain dari susu dan olahannya (seperti keju dan mentega), laktosa juga sering ditambahkan ke dalam berbagai produk makanan jadi. Penderita intoleransi laktosa sebaiknya mengetahui produk-produk makanan apa saja yang mungkin mengandung laktosa, walaupun dalam jumlah yang sangat kecil. Beberapa produk yang mungkin mengandung laktosa, yaitu:
·                     Roti, biskuit, kue kering, dan sejenisnya
·                     Sereal sarapan
·                     Sup instant dan minuman sarapan
·                     Margarine
·                     Dressing salad
·                     Permen dan penganan sejenisnya
·                     Sediaan suplemen
·                     Creamer untuk kopi
·                     Bahan olahan instant (mix) untuk pancake, biscuit, dan sejenisnya
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
  1. Pengukuran pH tinja (pH < 6)
2.Penentuan kadar gula dalam tinja dengan tablet “Clinitest”
Normal tidak terdapat gula dalam tinja
(+ = 0,5%, ++ = 0,75%, +++ = 1%, ++++ = 2%)
3. Laktosa loading (tolerance) test
       Setelah pasien dipuasakan selama semalam diberi minum laktosa 2 g/kgBB. Dilakukan pengukuran kadar gula darah sebelum diberikan dan setiap 1/2 jam kemudian sehingga 2 jam lamanya. Positif jika didapatkan grafik yang mendatar selama 2 jam atau kenaikan kadar gula darah kurang dari 25 mg%.
4. Barium meal lactose Setelah penderita dipuasakan semalam, kemudian diberi minum larutan barium laktosa. Positif bila larutan barium lactose terlalu cepat keluar (1 jam) dan berarti sedikit yang diabsorbsi.
5.  Biopsi
 Biopsi mukosa usus halus dan ditentukan kadar enzim laktose dalam mukosa tersebut.

PENATALAKSANAAN
            Untuk mengatasi intoleransi laktosa secara mendasar perlu dipelajari terlebih dahulu berbagai aspek yang berkaitan dengan intoleransi, antara lain pengertian intoleransi yang lebih jelas, cara diagnosis dan sifat laktosa. Dipandang dari kebutuhan zat gizi tubuh mungkin kejadian intoleransi laktosa berakibat absorbsi zat gizi yang kurang efektif sebab pada intoleransi ada hiperplastik sehingga keberadaan makanan di usus singkat. Diberikan susu rendah laktosa (LLM, Almiron) atau free lactose selama 2-3 bulan kemudian diganti kembali ke susu formula yang biasa. Kadar laktosa almiron 1,0%, LLM 0,8%, sobee 0%. Pada intoleransi laktosa sementara, sebaiknya diberikan susu rendah laktosa selama 1 bulan sedangkan pada penderita dengan intoleransi laktosa yang diwariskan diberikan susu bebas laktosa. Yogurt biakan hidup mengandung bakteri yng memproduksi enzim lactase dengan demikian dioleransi oleh orang dengan defisiensi lactase. 
            Selain itu, Air Susu Ibu (ASI) merupakan minuman sekaligus makanan terbaik dan alami untuk bayi.Yang paling bersih, bergizi, dan murah.
            Namun, karena berbagai kendala atau alas an, tidak sedikit kaum ibu yang coba menggantikan ASI dengan susu sapi. Padahal, pada kenyataannya banyak anak, terutama balita yang allergi terhadap susu sapi. Responnya bisa berupa mual, muntah, diarre, dan gejala sakit perut lainnywa. Ini pertanda system pencernaan tidak mampu mencerna dan menyerap laktosa (lemak susu) dengan baik. Kondisi demikian dikenal dengan istilah INTOLERANSI LAKTOSA; yang disebabkan terbatasnya enzyme lactase dalam tubuh- yang berfungsi memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosaa (monosakarida) agar lebih mudah dicerna usus.
            Sebagai alternative, susu kedelai dapat dijadikan pengganti susu sapi dan minuman pendamping ASI bagi balita. Salah satu kelebihan susu kedelai dibandingkan dengan susu sapi adalah, tidak adanya laktosa susu . Karena itu, anak yang allergi terhadap susu sapi sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu kedelai; demikian juga untuk orang dewasa yang allergi terhadap susu sapi.
            Khusus untuk balita, susu kedelai sebaiknya diberikan setelah anak berumur diatas satu tahun. Porsinya cukup 250 500 ml. atau 1 – 2 gelas perhari. Dua gelas susu kedelai mampu men-suplai 30 % kebutuhan protein perhari bagi balita. Susu kedelai dapat diberikan setelah atau sebelum makan, tergantung kebiasaan dan selera anak.

 

CARA MENGHINDARI INTOLERANSI LAKTOSA DI MASA KEHAMILAN

            Wanita hamil dan janin sangat membutuhkan zat kalsium selama kehamilan. Akan tetapi beberapa wanita tidak bisa mencerna susu dengan baik. Pada orang-orang tersebut susu justru dapat menimbulkan gejala kembung, diare bahkan kram perut. Situasi ini sering dikenal sebagai intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa terjadi pada saat tidak terdapatnya pasokan enzim laktase yang mencukupi.  Laktase diperlukan bagi proses pencernaan kandungan laktosa atau gula susu.
            Level intoleransi laktosa ber macam-macam, beberapa orang mungkin masih dapat mengkonsumsi segelas susu tanpa keluhan, sementara yang lain tidak dapat sama sekali meminum susu. Di bawah merupakan cara merawat dan mencegah intoleransi laktosa selama masa kehamilan.
1. Meng-konsumsi produk susu dalam porsi kecil tetapi sering, dibandingkan langsung mengonsumsi dalam porsi besar. Contohnya, cobalah hanya minum setengah gelas susu, atau makan irisan tipis keju atau ¼ cangkir keju parut pada suatu waktu.
2. Jika dicampur dengan makanan lain laktosa lebih gampang dicerna, khususnya makanan tinggi serat misalnya seperti, sereal atau gandum. Jadi konsumsilah susu Anda dicampur dengan sereal atau makan keju dengan roti.




DAFTAR PUSTAKA

1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 1985.
2. Intoleransi laktosa. Available at info-sehat.com
3. Intoleransi laktosa. Available at medlineplus.com
4. Intoleransi terhadap gula. Available at medicatore.com
5. Behrman RE., et.el. Ilmu Kesehatan Anak NELSON Edisi 15 Bagian 2. Penerbit Buku    Kedokteran EGC. Jakarta. 2000.
6. Kedelai sumber pangan bergizi tinggi. Available antamedianetwork.com





 PENGANTAR
            Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat serta rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah hasil diskusi kami tentang “ intoleransi laktosa” dengan baik serta tepat pada waktunya.
            Ada pun tujuan disusunnya makalah ini sebagai syarat untuk memperoleh nilai dari tugas biokimia. Kami sangat mengharapkan agar makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya. Makalah ini kami buat atas hasil diskusi kami bersama.
            Pada kesempatan ini juga , kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada ibu Nonik ayu wantini S.SiT selaku dosen pengampu biokimia . kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk iyu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjut nya.





Yogyakarta 25 juni 2012


       Penulis       

INTOLERANSI LAKTOSA
(Single Link)

Terimakasih Telah Membaca Artikel Berjudul INTOLERANSI LAKTOSA Semoga Bermanfaat.


| Home | Disclaimer | Privacy Policy | Tukaran Link | Pasang Iklan | Mr.Google | Mr.Bing | FeedBurner | FB Kami | Twitter | Mobile Version |
Link Teman : Ane |
Copyright © 2014. - All Rights Reserved
Template Created by Ridwanz Hex
Proudly powered by Blogger