
makalah sistem perkemihan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pengertian
sistem urinaria
Sistem
perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
(air kemih)
Susunan Sistem
Perkemihan atau Sistem Urinaria :
A.
Ginjal
Kedudukan
ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium
pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen.Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2
buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.Pada orang
dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih
panjang dari pada ginjal wanita.Satuan struktural dan fungsional ginjal yang
terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan
tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu
glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen
tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus
kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung
Henle yang terdapat pada medula.
Kapsula
Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk
kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat
teratur.
Kapsula
bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar
dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya
yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal
kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat
lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut
sebagaitubuluskontortusdistal.
a. bagian
bagian ginjal
Bila
sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian
rongga ginjal (pelvisrenalis).
1. Kulit
Ginjal (Korteks)
Pada
kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron.Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler
kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus.Tiap glomerolus
dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai
bownman disebut badan malphigiPenyaringan darah terjadi pada badan malphigi,
yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah
akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat zat tersebut akan menuju
ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam
sumsum ginjal.
2. Sumsum
Ginjal (Medula)
Sumsum
ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila
renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di
dalamnya disebut lobus ginjal.Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris –
garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan
lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang
merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami
berbagai proses.
3.
Rongga Ginjal (Pelvis
Renalis)
Pelvis
Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau
tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa
kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini
menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk
ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung
kemih (vesikula urinaria).
b. Fungsi
ginjal
1. Mengekskresikan
zat zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan
zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan berbahaya
(misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).
3. Mengatur
keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur
tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
c. Tes
Fungsi Ginjal Terdiri Dari :
1. Tes
untuk protein albumin
Bila
kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam
urine.
2. Mengukur
konsentrasi urenum darah
Bila
ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar
normal (20 – 40) mg%.
3. Tes
konsentrasi
Dilarang
makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat
jenisnya naik.
d. Peredaran
Darah dan Persyarafan Ginjal
Peredaran
Darah
Ginjal
mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria
interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada
di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan
glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman,
didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan
simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
Persyarafan
Ginjal
Ginjal
mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.Anak ginjal (kelenjar suprarenal)
terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan
2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.
A. URETER
Terdiri
dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga
pelvis.
Lapisan
dinding ureter terdiri dari :
a.
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b.
Lapisan tengah otot polos
c.
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan
dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan
peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus
psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat
ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah,
saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
B. VESIKULA
URINARIA ( Kandung Kemih )
Kandung
kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang
simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk
kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian
vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus,
yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus,
yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks,
bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
Dinding
kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
Proses
Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi
kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada
dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding
kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus,
diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan
kandung kemih.
Rangsangan
yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus
dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger
eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.
kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani
kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila
terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing
tertahan).
Persarafan
dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari
sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot
dan kontraksi spinter interna.
Peritonium
melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih.
Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung
kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari
umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih.
Pembuluh limfe berjalan
C. URETRA
Uretra
merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
Pada
laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya ± 20 cm.
Uretra
pada laki – laki terdiri dari :
§ Uretra
Prostaria
§ Uretra
membranosa
§ Uretra
kavernosa
Lapisan uretra laki –
laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita
terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,
panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena –
vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini
hanya sebagai saluran ekskresi.
Urine (Air Kemih)
1. Sifat – sifat air kemih
§ Jumlah
eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
§ Warna
bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
§ Warna
kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
§ Bau
khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
§ Baerat
jenis 1.015 – 1.020.
§ Reaksi
asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi
air kemih
§ Air
kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
§ Zat
– zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin
§ Elektrolit,
natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
§ Pigmen
(bilirubin, urobilin)
§ Toksin
§ Hormon
3. Mekanisme
Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml
darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat
(cairan yang telah melewati celah filtrasi).Setiap harinyadapat terbentuk 150 –
180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya
keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
4. Tahap – tahap
Pembentukan Urin
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus,
proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent
maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai
bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll,
diteruskan ke seluruh ginja.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan
kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion
karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan
akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara
aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila
renalis.
c. Augmentasi
(Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari
sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah
urine sesungguhnya.Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis
lalu di bawa ke ureter.Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria
(kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara.Ketika kandung
kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
4. Mikturisi
Peristiwa penggabungan
urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih., keinginan untuk buang
air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya
telah ada 170 – 23 ml urine.Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat
dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi
dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung
kemih membantu mengosongkannya.
5. Ciri – ciri Urine
Normal
Rata – rata dalam satu
hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk.
Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit
asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.
GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN
Sistem perkemihan atau
biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Adapun susunan sistem
perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah ginjal, ureter,
vesika urinaria, dan uretra.Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi
gangguan-gangguan.Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut.
I. INFEKSI SALURAN
UROGENITAL
Infeksi saluran
urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.Dapat pula
disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang
terpasang kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi penyakit,
seperti:
A. Sistitis
Sistitis
adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita dari pada
pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Sistitis
atau peradangan kandung kencing ,dapat juga akut dan juga koronik, pada
sistisis akut urine keluar sedikit-sedikit tapi sering dan disertai rasa sakit
bila sudah menjalar uretritis. Faktor resiko sistitis adalah bersetubuh,
kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter, keadaan-keadan
obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan
kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis.
Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi),
sering berkemih, merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah
suprapubis.
B. Pielonefritis
Pielonefritis
adalah peradang jaringan ginjal dan pelvis ginjal. Penyebab paling sering
penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke
pelvis ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Bila akut,
terasa sangat sakit dengan dengan kenaikan suhu,menggigil, dan muntah-muntah.
Pengobatannya adalah dengan memberikan makanan cairanyang tawar,dan diadakan
pencatatan teliti diataskartu balans cairan dipergunakan juga kemotrapi.
Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis yang disebabkan oleh
Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa perifer dan
jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh
Obstruksi saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine,
yang menyebabkan infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan
penipisan lapisan korteks ginjal.
II. Penyakit Glomerular
A. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring oleh
Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu
edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan
hipertensi. Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk antibodi
yang merusak membran basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat
menyebabkan gagal ginjal.
B. Sindrom Nefrotik (nefrosis)
Nefrosis
dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah albuminaria
(>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas
membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan
edema generalisata.
III. OBSTRUKSI SALURAN
KEMIH
Obstruksi saluran kemih
disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor ginjal. Gangguan
obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi hemoragi dan
gagal ginjal, bila tidak diatasi.
1. Hipertrofi
Prostat
Penyebabnya
diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang terjadinya dengan
meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam darah dan
membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol
adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama
dengan androgen, namun dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek
berlawanan dengan androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama
menghasilkan hiperplasia prostat. Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron
plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah dapat timbul 10-20 tahun sebelum
adanya penurunan kadar plasma .
2. Batu
Ginjal
Di
dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal
(batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses
pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
Batu dalam kandung kemih terbentuk dan berasal dari ginjal,masuk kedalam
kandung kemih,batu tertekan pada trigonum yang peka itu,maka akan menyebabkan
sangat sakit. Biasanya terdapat sedikit hematuri,dan infeksi yangsering
menyertai.
GEJALA
Batu, terutama yang
kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.Batu di dalam kandung kemih bisa
menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.Batu yang menyumbat ureter,pelvis
renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik
renalis (nyeri kolik yang hebat).Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang
hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang
menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.Gejala lainnya adalah
mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air
kemih.Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati
ureter.Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung
lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan
penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya
bisa terjadi kerusakan ginjal.
Diagnosa
Batu yang tidak
menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan analisis air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri
biasanya didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya
nyeri tekan di punggung dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa
penyebab yang jelas. Analisa air kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya
darah, nanah atau kristal batu yang kecil. Biasanya tidak perlu dilakukan
pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari beberapa jam atau
diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu menegakkan
diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah
untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa
menyebabkan terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium
dan batu struvit.Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah
urografi intravena dan urografi retrograd.
Pengobatan
Batu kecil yang tidak
menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati.
Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu
membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi
dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda
nyeri golongan narkotik.Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling
atas yang berukuran 1 sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh
gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan
batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. Kadang sebuah batu diangkat
melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous nephrolithotomy,
nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.Batu
kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang
dimasukkan melalui uretra dan masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat
kadang akan larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya
dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi
dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang menyebabkan penyumbatan,
perlu diangkat melalui pembedahan.Adanya batu struvit menunjukkan terjadinya infeksi
saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.
Pencegahan
Tindakan pencegahan
pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada
penderita. Batu tersebut dianalisis dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang
bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.
Batu kalsium
Sebagian besar
penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam
air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan
mengurangi pembentukan batu yang baru.
1. Dianjurkan untuk minum banyak air putih
(8-10 gelas/hari).
2. Diet rendah kalsium dan mengonsumsi
natrium selulosa fosfat.
Untuk
meningkatkan kadarsitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di dalam air
kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalatyang tinggi dalam air kemih, yang
menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengonsumsi makanan
yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan
teh).Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. Kadang batu
kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme,
sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau kanker. Pada
kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut.
Batu asam urat
Dianjurkan untuk
mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan
meningkatnya kadarasam urat di dalam air kemih. Untuk mengurangi pembentukan
asam urat bisa diberikan allopurinol.Batu asam urat terbentuk jika keasaman air
kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis
(basa), bisa diberikan kalium sitrat.Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum
air putih.
IV. GAGAL GINJAL
Penyakit Gagal Ginjal
adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga
akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium
dan kalium didalam darah atau produksi urine. Penyakit gagal ginjal ini dapat
menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu
berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering
dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
1. Gagal
Ginjal Akut
Gagal
ginjal akut adalah sindrom klinis dimana fungsi ginjal yang menurun dengan
cepat dalam beberapa hari atau minggu sehingga ginjal tidak lagi
mengekskresikan produk limbah metabolisme, biasanya karena hipoperfusi ginjal.
Laju filtrasi glomerulus yang menurun dengan cepat menyebabkan azotemia
(uremia). kegagalan ginjal yang akut juga dapat disebabkannefritis akut oleh
peracunan ginjal,atau yang paling umum,suatu masa ketika tekanan darah sangat
rendah Sehingga mengurangi persediaandarah pada ginjal.
Uremia
adalah keadaan toksik yang disebabkan gagal ginjal,sehingga adabahan buangan
dari ginjal didalam darah. Hal ini terjadi bila fungsi ginjal tidak dapat
membuang urea keluar dari tubuh sehingga urea menumpuk dalam darah.
Etiologi atau penyebab:
Kenaikan produksi urea
dalam hati :
• Diet tinggi protein
• Meningkatnya pemecahan protein
(infeksi, trauma, kanker)
• Perdarahan pada saluran pencernaan
• Obat-obatan tertentu seperti
kortikosteroid.
Penurunan pembuangan
urea :
• Menurunnya aliran darah melalui
ginjal seperti hipotensi atau tekanan darah rendah dan gagal ginjal.
• Obstruksi atau gangguan pada aliran
kemih.
Gejalanya antara lain :
• Gejala klinis dapat berupa mual,
muntah, kelelahan, anoreksia, penurunan berat badan, kram otot, pruritus dan
perubahan status mental.
• Gejala lain dapat terjadi anemia,
asidosis, koagulopati, hiperkalemia, kelainan endokrin dan kelainan jantung.
Terapi
Penatalaksanaan utama
adalah dialisis.Terapi ditujukan pada penyebab terjadinya uremia misalnya
memberikan preparat besi pada pasien uremia karena anemia defisiensi besi.
Diet rendah protein
dianjurkan pada pasien uremia yang dengan gagal ginjal ringan sampai sedang,
meskipun hal ini masih kontroversial.Diet rendah protein dapat mengurangi
beberapa gejala uremia seperti mual dan muntah.
Obat-obat yang
digunakan ditujukan untuk mengobati kelainan metabolik dan elektrolit, seperti
anemia, hiperkalemia, hipocalcemia, dan kekurangan zat besi.
2. Nekrosis Tubular Akut
Penyebab Nekrosis
Tubular Akut (NTA) adalah iskemia dan nefrotoksin. Iskemia selama 25 menit atau
kurang berakibat kerusakan ringan dan masih reversibel. Iskemia 2 jam
menimbulkan kerusakan berat yang irreversibel. Nefrotoksik berupa antibiotik
(aminoglikosida, penisilin, sefalosporin, tetrasiklin, dan sulfonamida), logam
berat (sisplatin), agen radiokontras, toksin endogen (mioglobin, hemoglobin).
3. Gagal Ginjal Kronik
Perjalanan gagal ginjal
kronik atau menahun meliputi tahap yang dimulai dengan penurunan cadangan
ginjal, selanjutnya terjadi insufisiensi ginjal, gagal ginjal, dan terakhir
uremia (tahap terakhir gagal ginjal). Keadaan irreversibel ditandai dengan
fungsi nefron yang berkurang. Kerusakan ginjal berlangsung progresif. Perjalanan
menuju uremia berlangsung berangsur untuk waktu yang cukup lama (beberapa
tahun). Jika ginjal tak dapat lagi mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit maka diperlukan dialisis (hemodialisis atau dialisis peritoneal).
A. Penyebab
penyakit gagal ginjal kronik,yaitu: Penyakit imunologis
ü Glomerulonefritis
ü Lupus
eritematosus sistematik
ü Poliarteritis
nodosa
B. Infeksi
ü Pielonefritis
ü Tuberkulosis
C. Obstruksi
urine
ü Hipertrofi
prostat
ü Batu
ginjal
ü Konstriksi
urine
ü Neoplasma
D. Penyakit
metabolik
ü Diabetes
melitus
ü Asam
urat
E. Penyakit
vaskuler
ü Hipertensi
ü Infark
F. Penyakit
hereditar /bawaan
ü Penyakit
ginjal polikistik
G. Nefrotoksin
ü Analgetika
atau nyeri
ü Keracunan
logam berat
A. RETENSI
URINE
Retensi urine adalah
suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan
untuk mengosongkannya secara sempurna.Retensio urine adalah kesulitan miksi
karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita SelektaKedokteran).
Retensio urine adalah
tertahannya urine di dalam kandung kemih, dapat terjadi secara akut
maupunkronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).
Retensio urine adalah
ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan ataudorongan
terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).
Retensio urine adalah
suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuanuntuk
mengosongkannya secara sempurna. (PSIK UNIBRAW).
B. ETIOLOGI
a. Supra
vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medullaspinalis.
b. Kerusakan
saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada
operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya
miningokel, tabes doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa
sakit yang hebat.
c. Vesikalberupa
kelemahan otot detrusor karena lama teregang, , atoni pada pasien DM atau
penyakit neurologist, divertikel yang besar.
d. Intravesikal
berupa pembesaran prostat, kekakuan lehervesika, batu kecil dan tumor.
e. Dapat
disebabkan oleh kecemasan, pembesaran prostat,kelainan patologi uretra, trauma,
disfungsi neurogenik kandungkemih.
f.
Beberapa obat mencakup
preparat antikolinergik antispasmotik (atropine), preparat antidepressant
antipsikotik (Fenotiazin), preparat antihistamin (Pseudoefedrin hidroklorida =
Sudafed), preparat penyekat β adrenergic (Propanolol), preparat antihipertensi
(hidralasin).
C. PATOFOSIOLOGI
Pada retensio urine,
penderita tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa sakit yang hebat
didaerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai
mengejan.Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor
lainnya seperti ansietas,kelainan patologi urethra, trauma dan lain
sebagainya.Berdasarkan lokasi bisa dibagi menjadi supra vesikal berupa
kerusakan pusat miksi di medullaspinalsi menyebabkan kerusaan simpatis dan
parasimpatis sebagian atau seluruhnya sehinggatidak terjadi koneksi dengan otot
detrusor yang mengakibatkan tidak adanya atau menurunnyarelaksasi otot spinkter
internal, vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama
teregang,intravesikal berupa hipertrofi prostate, tumor atau kekakuan leher
vesika, striktur, batu kecilmenyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa
meningkat dan terjadi dilatasi bladderkemudian distensi abdomen. Factor obat
dapat mempengaruhi prosesBAK,menurunkan tekanandarah, menurunkan filtrasi
glumerolus sehinggamenyebabkan produksi urine menurun. Factorlain berupa
kecemasan,kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya yang
dapatmeningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak
dapat relaksasi denganbaik.
Dari semua factor di atas
menyebabkan urine mengalir labat kemudianterjadi poliuria karenapengosongan
kandung kemih tidak efisien.Selanjutnya terjadi distensi bladder dan
distensiabdomen sehingga memerlukan tindakan, salah satunya berupa kateterisasi
urethra.
D. TANDA DAN GEJALA
a. Diawali
dengan urine mengalir lambat.
b. Kemudian
terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandung kemih
tidak efisien.
c. Terjadi
distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.
d. Terasa
ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.
e. Pada
retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik
yang dapar dilakukan pada kasus Retensio Urine adalah pemeriksaan specimen
urine. Pada pemeriksaan ini diambil hasil dari :
- pengambilan: steril, random,
midstream.
- penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur,
Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit.
- sistoskopy, IVP.
F. PENATA LAKSANAAN
a. Kateterisasi urethra.
b. Dilatasi urethra dengan boudy.
c. Drainage suprapubik.
SISTEM PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL
Bila satu organ
membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak
jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih
sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar
Pada minggu-minggu
pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih meningkat.Hal ini umumnya timbul
antara minggu ke- 16 sampai minggu ke- 24 kehamilan.
Pada akhir kehamilan,
bila kepala janin mulai turun kandung kemih tertekan kembali sehinggal timbul
sering kencing.
Perubahan struktur
ginjal merupakan aktifitas hormonal [ estrogen dan progesteron ], tekanan yang
timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah. Sehingga minggu
ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan uretra berdilatasi.
Pada kehamilan normal
fungsi ginjal cukup banyak berubah.Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma
ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan
metabolism dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah
janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah
1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi
rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat
wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena kava dan
aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan
frekuensi jantung janin menurun, begitu jg dengan volume darah ginjal.
Gangguan inkontinensia
urin.
Gangguan ini seringkali
terjadi pada usia lanjut Dan terjadi pada wanita hamil. Pengertian
inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan atau
sosial.Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes
urin saja, sampai benar-benar banyak, bahkan terkadang juga disertai
inkontinensia alvi (disertai pengeluaran feses).
Etiologi Inkontinensia
Urine.
Etiologi atau penyebab
dari inkontinensia urine ini adalah karena adanya kelemahan dari otot dasar
panggul.Ini yang berkaiatan dengan anatomi dan juga fungsi organ
kemih.Kelemahan dari otot dasar panggul ini bisa karena beberapa penyebab yaitu
diantaranya kehamilan yang berulang-ulang, kesalahan dalam mengedan. Hal
tersebut bisa mengakibatkan seseorang tersebut tidak dapat menahan air
seni(beser). Inkontinensia Urine juga bisa terjadi karena produksi urin
berlebih karena berbagai sebab.Misalnya gangguan metabolik, seperti diabetes
melitus, yang harus terus dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang
berlebihan yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersifat
diuretika seperti kafein.
Penyebab inkontinensia urine
antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih bagian bawah, efek
obat-obatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan kemampuan / keinginan
ke toilet. Gangguan saluran kemih bagian bawah bisa karena infeksi.Jika terjadi
infeksi saluran kemih, maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika.Apabila
vaginitis atau uretritis atrofi penyebabnya, maka dilakukan tertapi estrogen
topical.Terapi perilaku harus dilakukan jika pasien baru menjalani
prostatektomi.Dan, bila terjadi impaksi feses, maka harus dihilangkan misalnya
dengan makanan kaya serat, mobilitas, asupan cairan yang adekuat, atau jika
perlu penggunaan laksatif.
Patofisiologi
Inkontinensia Urin.
Inkontinensia urine
bisa disebabkan oleh karena komplikasi dari penyakit infeksi saluran kemih,
kehilangan kontrol spinkter atau terjadinya perubahan tekanan abdomen secara
tiba-tiba.Inkontinensia bisa bersifat permanen misalnya pada spinal cord trauma
atau bersifat temporer pada wanita hamil dengan struktur dasar panggul yang
lemah dapat berakibat terjadinya inkontinensia urine. Meskipun inkontinensia
urine dapat terjadi pada pasien dari berbagai usia, kehilangan kontrol urinari
merupakan masalah bagi lanjut usia.
Jenis Klasifikasi
Inkontinensia Urine.
Jenis dari
inkontinensia urine menurut (Charlene J.Reeves at all) yaitu :
o
Inkontinensia Urgensi.
Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada peringatan
ingin melakukan urinasi. Disebabkan oleh aktivitas otot destrusor yang
berlebihan atau kontraksi kandung kemih yang tidak terkontrol.
o
Inkontinensia Tekanan.
Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas yang meningkatkan
tekanan dalam lubang intra abdominal. Batuk, bersin, tertawa dan mengangkat
beban berat adalah aktivitas yang dapat menyebabkan inkontinensia urine.
o
Inkontinensia Aliran
Yang Berlebihan ( Over Flow Inkontinensia ). Terjadi jika retensi menyebabkan
kandung kemih terlalu penuh dan sebagian terlepas secara tidak terkontrol, hal
ini pada umumnya disebabkan oleh neurogenik bladder atau obstruksi bagian luar
kandung kemih.
Daftar Pustaka
Pearce C. Evelyn.2009.anatomi dan fisiologi untuk para medis.Jakarta:Gramedia
Luvina, Evi
Dwisang.2003.Inti Sari Biologi Untuk SMA.
Jakarta: Gramedia.
Syamsuri Istamar,
(2004), Biologi Untuk SMA.Jakarta:
Erlangga.
Syarifuddin.1992.Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan.
Jakarta:EGC.

makalah sistem perkemihan
Terimakasih Telah Membaca Artikel Berjudul makalah sistem perkemihan Semoga Bermanfaat.